Yang Terasa; Memakna Yang Fana

Silahkan melanggar makna
Aku tidak terlalu kecil untuk pahami skema sebuah roda
Ketika kamu mulai bermain, aku sudah cukup jauh melampaui garis finish
Kamu masih terlalu naif untuk mengajarkan arti senang
Apalah puing tersirat dari sebuah candu
Kebahagiaan sesaat yang terukir diatas debu yang terkontaminasi asap bong

Ah tidak perlu lah memohon maaf
Untuk apa?
Memalaikatkan diri hanyalah cara bodoh yang dilakukan cahaya palsu
Setidaknya kamu sempat menyenteri
Walau dengan batrai yang cenderung murah
Yang termanipulasi dan bertameng seperti iklan
Tahan lama di awal, dan hanya dalam hitungan detik sudah melebur dan mengotor

Ah tidak perlu lah berlari dan bersembunyi
Toh tidak ada yang akan mencari
Apa perlu kembali ke bangku SD?
Saat diajarkan bahwa imbuhan "me" ternyata bermakna beda dari imbuhan "di"
Belajarlah menghargai jika ingin dihargai
Mulailah untuk memiliki konsistensi daripada sekedar mengkonotasi ilusi
Satu hal yang pasti
Belajarlah merasa, memakna
Sehingga mungkin nanti Tuhan tidak perlu repot-repot mengkarma

Kini mungkin sebuah gurau menari diatas galau
Tetapi pernahkah kau memikirkan tentang hari esok?
Mungkin nanti saat kau sudah cukup tumbuh untuk paham skema sebuah roda

(sebuah puisi rancu yang terinspirasi dari lirik lagu Ello:

"tapi bila nanti kau tak temukan yang lebih baik, janganlah kau sesali keputusanmu ini, takkan ada aku lagi")

picture source


Popular posts from this blog

FRIENDS, LOVERS OR NOTHING

Triple Booking!

June Comes Too Soon