BALADA PUTUS



"Sometimes I wonder if men and women really suit each other. Perhaps they should live next door and just visit now and then"--Katharine Hepburn

Seorang teman bercerita kepada saya beberapa hari yang lalu. Biasa, tentang cinta. Kali ini bukan cewek loh yang cerita, tapi cowok. Terus saya sadar, udah beberapa bulan ini justru teman-teman saya yang terkena penyakit galau justru cowok, mayoritasnya. Ya bukan sakit galau juga sih, cuma mereka jadi pihak yang terkena aftershock setelah gempa besar (baca: putus cinta).

Apa yang saya denger menggelitik saya buat nulis sesuatu. Setelah jutaan (ok, mungkin ngga sampe jutaan juga) kali mendengar kisah yang setema; hanya berbeda latar, alur, setting dan titik-titik detailnya, dan setelah bercengkrama dengan seorang teman saya yang tergila-gila sama negara India, saya berkesimpulan satu hal: Cowok itu kodratnya memberi, cewek itu menerima; sayang sekali, tanpa instruksi yang jelas, proses pemberian tidak akan pernah seimbang dengan ekspektasi penerima.

Bingung? Tenang... masih panjang ini tulisannya.

Pertama-tama saya mau melakukan komparasi antara dua makhluk ini; cowok dan cewek. Perbandingannya simpel aja. Ini cuma berdasarkan sudut pandang saya loh. You agree or not, it doesn’t matter.

Cowok:

  1. (Kebanyakan) logis.
  2. Pride nya tinggi.
  3. Adventurous. Suka ‘tantangan’. Termasuk tantangan untuk selingkuh, jelalatan sana-sini, hahaha, just kidding. But really.
  4. Bukan mind reader yang bagus.
  5. Menyukai simplisitas. Mungkin bagi sebagian cewek, mereka (cowok-cowok) dianggap cenderung menyepelekan.

Cewek:

  1. Cenderung mentingin masalah hati. Kembali ke hati. Sampe-sampe lupa buat hati-hati.
  2. Kebanyakan, pride-nya ngga terlalu tinggi. Malah ada yang terlalu merendahkan diri dan mengalah hanya karena mengagungkan satu orang dari kaum Adam. O yes its true.
  3. Mostly are loyal. Setia sama satu cowok yang udah bener-bener bisa dapetin hati mereka. Yang suka mencla-mencle sana sini juga ada sih; apalagi yang cakep-cakep. Namanya juga manusia, bisa tergoda, menggoda, dan digoda.
  4. “Karena wanita ingin dimengerti”. Masih inget lirik lagu itu kan? Yap, kebanyakan cewek itu pengen di-empati. Tanpa mereka ngomong, cukup dengan kode-kode yang kadang absurd, mereka ingin dimengerti. Ribet ya? Hahaha. Itulah mengapa wanita itu istimewa.
  5. Complicated, detail, dan berbelok-belok. Jarang liat cewek yang to the point. Saya pribadi juga sering nyindir.

Baiklah, cukup intermezo-nya. Saya lagi pengen membahas tentang fenomena putus sebenernya. Ngga nyambungnya kebanget-bangetan ya? Maaf... namanya juga note yang dibikin di tengah malam. Pasti random-random gimanaaa gitu. Yang penting bermanfaat (semoga aja, amiiin).

Saya mau ngasih tips nih buat yang lagi berdilema dengan si putus.

Bagi yang mutusin:

- Mikir-mikir lagi sebelom bilang kata ajaib yang satu itu. Kenapa? Ya nyesel itu ngga enak rasanya. Mau mancing-mancing pacar biar lebih perhatian atau berubah sikap dengan cara mutusin mereka? Itu sih gambling namanya.

- Jangan melabil. Ketika putus, otomatis ada beberapa hal yang memang ngga boleh tersambung lagi. Kangen? Sedih? Inget masa lalu? Kan udah dibilangin kalo putus mesti mikir-mikir dulu. Setiap aksi ada konsekuensi. Siap ngga siap, silahkan menanggung.

- Kalo emang udah komit pengen putus, bersikaplah dewasa. Usahain mutusin baik-baik dan dengan ALASAN YANG MASUK AKAL. Jujur aja kasih tau apa adanya. Ngga usah ribut nyari alasan A, B, C kalo alasannya cuma D dan E. Mutusin dengan alasan yang tepat bisa meminimalisir adanya konflik dengan yang diputusin.

- Silaturahmi lah dengan normal. Jangan bikin yang diputusin jadi rancu dengan sms/bbm gaya lama (baca: sms/bbm pas pacaran sama sms/bbm pas temenan sama aja) Emang awal-awalnya pasti susah membiasakan yang tidak biasa. Dulu sayang-sayangan sekarang ngga lagi. Tapi life must go on. Putus bukan berarti ngga jodoh juga kan? (kepercayaan ala Indonesia--abaikan).

- Jangan terlalu cepat cari pengganti. Netralisir dulu kali yak dari yang lama. Biar sama-sama enak gitu. Apanya yang enak? Ya apa aja boleh deh, hehe.

Bagi yang diputusin:

- Ketika mendengar kata ajaib itu, anda harus tenang. Jangan emosi. Diem aja dulu. Cerna apa yang baru terjadi, dan kalo nyawa udah sepenuhnya bisa menanggapi situasi, barulah mulai ambil langkah. Mau maju, stay, atau mundur.

- Jangan ngamuk. Mentang-mentang diputusin langsung nge-curse, nyebutin semua isi kebun binatang, sok-sok ngebenci yang mutusin kita. Ngga perlu juga musuh-musuhan segala atau ngata-ngatain mereka yang ngga-ngga. Gitu-gitu dulu kan pernah jadi orang yang kita sayang toh...

- Berpikirlah sepositif mungkin. Jangan tanya kenapa ini terjadi, tapi tanya apa yang salah. Biar bisa introspeksi gitu. Emang susah sih jadi orang yang diputusin; rasanya kaya jadi orang yang kalah dalam menjaga harta karun, hahaha. Analoginya agak gajebo sih.

- Tentuin sikap. Mau bertahan atau mau sama-sama mundur. Kalo mau bertahan ya berjuanglah. Kalo emang anda juga mikir putus adalah jalan yang terbaik, ya sok atuh bertemanlah dengan damai.

Intinya kalo putus itu usahain jangan cuma dari satu pihak doang. Kalo (ngakunya) udah sama-sama dewasa, mbok ya dibicarain baik-baik. Ngga perlu pake adegan-adegan dramatis. Ya walau ngga dramatis ngga asik. Tanemin aja di otak, ada beberapa hal yang emang sudah sewajarnya berakhir; despite all the memories. Makanan ada kadaluarsanya walau dipupuk sama bahan pengawet sebanyak apa juga. Kalo temen saya pernah ngomong, perahu kalo di dayungin ke dua arah yang berbeda ya ngga bakal gerak kemana-mana juga; oleng dan tenggelam yang ada. Hubungan bukan makanan atau perahu? Iya saya tau. Cuma perumpamaan itu. Ngaku aja deh kalo pacar itu ibaratnya udah kayak makanan sehari-hari yang ngasih kita energi buat beraktifitas dan kendaraan emosional yang bisa bikin mood kita naik turun kan? #Eaaa #NgelesDikit.

Nah kembali lagi ke masalah berhubungan dengan mantan, seribet apapun situasinya, bersikaplah sebijaksana mungkin. Kontrol emosi dan jangan sampe satu kejelekan fatal dia malah ngerusak semua kebaikan yang pernah dia kasih ke kita. Wajar kalo kita marah, kecewa, pengen tendang, dan lain-lain, tapi in the end (kalimat selanjutnya akan terdengar sangat klise) everything happens for reasons—and of course—leaves some lessons. Apapun yang terjadi, seberat apapun itu, se-apa-banget-deh itu, se-kampret apapun itu, pasti ujung-ujungnya ninggalin pelajaran penting yang bikin kita jadi manusia yang lebih baik.

Buat yang masih berhubungan baik dengan pacar masing-masing, bersyukurlah dan jaga baik-baik. Yang cewek, berinstruksilah dengan tepat agak cowok-cowoknya ngga bingung kalian maunya apa. Yang cowok juga dikit-dikit usaha buat ngertiin cewek. Biar seimbang gitu. Toh kalian diciptakan berbeda untuk saling melengkapi kan?

Bagi yang jomblo, banyak-banyak nulis aja. Siapa tau ntar dapet pacar pengarang buku (ngaca sambil kedip-kedip).

Sekian note saya di tengah malam. Maaf ya strukturnya agak ngga jelas. Kadang-kadang hal yang ambigu justru maknanya dalem kan? Hehehe.

Terima kasih udah mau baca...

Peace, love and gaul deh.

Dita Purnama, June 20, 2011.

(picture is taken from www.flickr.com)


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

FRIENDS, LOVERS OR NOTHING

Triple Booking!

June Comes Too Soon