MEMANDANG YANG DI BELAKANG; HAPPY NEW YEAR


Closing time...Every new beginning comes from some other beginning's end... - Semisonic

(by the way, itu lagu di atas enak banget loh, jangan lupa di download)

Hello 2013—the most anticipated year! Ya masih inget lah euphoria kalender Maya buat ngeberentiin segala aktifitas duniawi di tanggal 21-12-2012. Sebagai umat beragama yang unyu dan baik hati sih saya gak percaya ada manusia yang bisa nentuin tanggal kiamat. Tapi gak bisa dipungkiri hal ini bikin orang-orang jadi kreatif cari bahan becandaan atau sarkasme di Twitter.  As for me, entah kenapa ya bersyukur aja masih bisa hidup sehat—biarpun tambah langsing singset—di tahun ular ini.

I JUST WANNA SAY: HAPPY NEW YEAR, Y’ALL!

Udah gitu aja? Ya gak laaah. Masih panjang cyiiin kebawah. Biarpun udah dewasa gak boleh cepat puas. Errr. Huffft. Udah 2013 masih aja gak jelas. *garuk tanah*

Tujuan saya membuat ini adalah untuk mengobati kerinduan akan menulis. Dan seperti hakikatnya, rindu bukanlah hal yang mudah diobati. Silahkan coba segala terapi, tak akan ada yang memberi kesembuhan pasti. Second of all, yeah I have nothing to do this New Year’s Eve. Abang adek pada pergi jadi gak ada yang bisa diajak rusuh. Pacar kerja jadinya jauh. Temen-temen udah pada tumbuh dan punya acara masing-masing. Golonga tua udah pada tidur tak bergeming. O GOD HELP.

Banyak yang bilang, tataplah ke depan dan jangan lihat ke belakang. Ya kalo nyetir gak liat kaca spion emang bakal yakin gak nabrak gitu? Nah, maka dari itu saya akan coba menengok ke belakang, mengingat pelajaran apa yang udah nampar saya, baik itu secara halus atau bar-bar. Dan tenang sodara-sodara, pembagian ini gratis! Grab your popcorn and enjoy!

Di tahun 2012 saya belajar:

1. Bermaafan = bermanfaat. Tidak takut memulai (lagi) = hasil akhir melebihi ekspektasi.
Di awal 2012 kemarin saya memutuskan untuk memaafkan dan memulai kembali. Menghidupkan apa yang sempat mati suri. Memberi kesempatan dalam kesempitan yang berujung pada ruang hati dan jiwa yang makin lapang. Dulu saya ngotot dan jadi budak prinsip. Emoh ngasih kesempatan kedua sama orang karena saya percaya: sekali salah, selamanya tak layak pilah. Sampai pada akhirnya saya luluh oleh konsistensi dan ketulusan. Saya melihat kebawah dan merasa ditendang karena kelebay-an berbulan itu tak ada gunanya. Saya termenung karena wanita-wanita disekeliling saya haus dicinta padahal saya sudah disayang tanpa dipinta. Akhirnya saya memberanikan diri untuk menjadi biasa. Mensyukuri apa yang di depan mata dan berhenti berharap ke ilusi yang tak pernah ada. Menikmati setiap detik yang terlewat dan bahagia bisa menjadi sandaran hati untuk seseorang yang paling bisa mengerti. Dan setelah setahun berlalu, tidak ada penyesalan sedikitpun. Semoga tahun-tahun kedepan berjalan dengan tak banyak drama tapi cukup dengan harmonisnya lantunan irama kami bersama-sama. Amin.

2. Manusia sebenarnya jauh lebih berani dari apa yang mereka pikir.
Looking back, I’d never thought that I would live alone in that so called Jakarta. Selama enam bulan bertahan sendiri di Jakarta adalah prestasi untuk saya yang punya love-hate relationship dengan ibu kota. Sampai akhirnya paham; ketika sendiri, kita jadi terlatih untuk menaklukkan segala ngeri. Pintu kosan yang tengah malem gak bisa dikunci, hampir kecopetan di metro mini, dunia kerja yang warna-warni, gagal itu gagal ini, skripsi yang bikin jerawat bersemi. WOW. 2012 YOU ROCK MY WORLD IN LOTS OF WAYS. Kok jadi semangat gini ya ngadepin 2013?

3. Menjadi dewasa = bikin hidup lebih leluasa.
Entah karena umur yang makin tua atau kehidupan yang datar-datar saja, saya sekarang merasa lebih dewasa dan bijaksana. Kalo dulu apa-apa di dramatisir. Kangen dikit, nangis. Eh tapi sekarang juga masih ding. Tapi kalo dulu itu ampe ekspos gila-gilaan dan ngerugiin orang buat ikut terjun di lika liku. Dan ternyata setelah ngunyah prinsip let it go with the flow fosho, hidup jadi lebih anteng dan beban makin enteng. Rumusnya cuma satu: “masih bisa napas, makan, tidur nyenyak, ketemu orang yang disayang—bersyukur lah woy!”

Sebenarnya banyak yang lain yang saya pelajari di tahun 2012. Salah satu yang paling esensial lagi mungkin: hidup di Jakarta ngabisin banyak duit. Hahaha. Makanya di taun 2013 harus nemu sumber penghasilan yang  berentiin aliran dana dari orang tua. AMEEEN.

Anyway, selamat tahun baru, semuanyaaa. Flash back a bit, save what's fit, throw away all shit.
Semoga resolusi yang udah disusun rapi gak cuma jadi tangkai gosong kembang api di akhir tahun 2013 nanti.

PEACE.
DITA PURNAMA, 31-12-2012, 23:53


pic is taken from: here

Comments

Popular posts from this blog

FRIENDS, LOVERS OR NOTHING

Triple Booking!

June Comes Too Soon